Sumber referensi: Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba empat.
BAB 4
4 – 17 Bedakan antara “aset berwujud (hard asset) dengan “aset tak berwujud” (soft Asset) dan berikan beberapa contoh
Jawab:
Aktiva berwujud : Yaitu aktiva dimana aktiva tersebut memiliki fisik yang akan
digunakan sarana usaha, seperti tanah, tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan
usaha, ada juga perbaikan tanah yaitu unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan,
dan pemegaran, yang meningkatkan kegunaan dari aktiva, setelah itu gedung yaitu
bangunan yang akan digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan, terakhir
peralatan yaitu aktiva yang dipergunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa.
Contohnya antara lain mobil, truk, mesin, dan furnitur.
Aktiva tidak berwujud: Yaitu aktiva yang tidak termasuk di dalam aktiva keuangan
yang tidak memiliki bentuk fisik. Banyak aktiva tak berwujud diperoleh dari hak
kontraktual atau dari pemerintah. Suatu contoh yang sangat terkenal dari aktiva tak
berwujud adalah hak untuk mengoperasikan taksi di suatu kota metropolitan seperti
New York, walaupun hak tersebut dapat dibuktikan dengan suatu obyek fisik, yaitu
medali taksi, namun sebenarnya hak legal itulah yang justru berharga. Adapaun aktiva
tidak berwujud yang lain antara lain Merek dagang (Trade Mark), Waralaba
(Franchises), Pesanan yang belum dipenuhi (Order Backlog), dan Goodwill yaitu suatu
hubungan-hubungan usaha, reputasi, sistem berjalan, persahabatan di antara staf, dan
lain-lain.
Soal 4-8.
Diskusikan pengungkapan metode valuasi persediaan yang ada saat ini dan jelaskan bagaimana pengungkapan ini berguna bagi analisis kita. Identifikasi pengungkapan persediaan ytambahan yang juga bermanfaat untuk tujuan analisis.
Jawaban:
Terkait dengan persediaan, maka dalam penyajiaannya pada laporan keuangan suatu entitas harus mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan.
Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagi pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagi beban dalam periode berjalan.
Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagi jaminan kewajiban
Adapun tujuan pengungkapan ini yaitu;
rmatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus (differential).
· Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomi yang melandasi suatu pos statemen keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat dan volume pengungkapan akan menjadi tinggi.
· Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut.
· Tujuan Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.
Soal 4-19.
Dari sudut pandang pemakai laporan, jelaskan tujuan penggunaan biaya historis sebagai dasar penilaian aset berwujud.
Jawaban:
Penggunaan biaya historis sebagai dasar pengukuran dalam perlakuan akuntansi disebutkan memiliki kelebihan dari segi objektivitas Kelebihan dalam segi verifiabilitas tersebut didasarkan pada argumen bahwa pengukuran dengan menggunakan biaya historis lebih mempunyai bukti-bukti yang kuat dalam penentuan nilainya. Bukti-bukti tersebut terutama adalah bukti-bukti yang didapat pada waktu perolehan aset yang dimaksud. Dengan menggunakan biaya historis, aset tetap diakui pada saat perolehannya dengan mencatat sebesar keseluruhan biaya perolehan.
4-11. Manakah dari pos-pos berikut yang diklasifikasikan sebagai aset dalam neraca?
Penyusutan
Gaji CEO
Kas
Pajak penghasilan tangguhan.
Piutang cicilan (ditagih selama 3 tahun).
Pengambilan modal (dividen)
Persediaan
Beban dibayar di muka.
Beban ditangguhkan.
Persediaan barang dalam proses.
Beban penyusutan.
Beban piutang tak tertagih
Pinjaman pada pegawai
Pinjaman dari pegawai
Agen pemasaran yang terlatih.
Saham biasa anak perusahaan.
Pembelian merek dagang.
Goodwill yang dikembangkan secara internal
Perjanjian waralaba dikenakan yang tidak biaya perolehan.
Sistem e-commerce yang dikembangkan secara internal
Yang diklasifikasikan sebagai aset dalam neraca adalah: c, d (dalam beberapa kasus), e, g, h, i, j, m, p, q
4-22 Identifikasi lima tipe biaya yang ditangguhkan dan jelaskan alasan penangguhan untuk masing-masing.
Advertising (Iklan) : Biaya iklan termasuk beban ditangguhkan karena bila iklan tersebut merupakan iklan jangka panjang, maka organisasi bisnis tidak menerima manfaat iklan sepenuhnya secara langsung atau dalam waktu singkat, namun hanya akan menerima manfaat dari iklan tersebut secara bertahap dan manfaat penuhnya pada akhir masa kontrak.
Insurance (Asuransi) : Asuransi adalah beban ditangguhkan karena sebelum jatuh temponya kontrak, nasabah asuransi yang melakukan klaim hanya menerima sebagian dari jumlah klaim yang bisa diambil, maka untuk memperoleh manfaat sepenuhnya dari asuransi, nasabah perlu menunggu hingga kontrak asuransi habis.
Rent (Sewa) : Sewa adalah beban ditangguhkan karena penyewaan lebih dari satu tahun, walaupun pembayaran penuh sudah dilakukan, namun manfaat dari sewa hanya akan didapat secara bertahap seiring berjalannya waktu hingga lamanya masa sewa habis.
Pension plan costs (Beban Pensiun) : Beban pensiun adalah beban ditangguhkan karena hak dari pembayaran beban pensiun hanya akan mulai diterima sepenuhnya pada masa purnatugas.
Underwriting fees on a bond issuance (Biaya Penjamin Emisi pada penerbitan obligasi) : Karena manfaat sepenuhnya akan dirasakan saat obligasi telah lunas.
4-9. Perusahaan biasanya menggunakan metode nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai pasar (lower-of-cost-or-market-LCM) untuk penilaian persediaan.
Jelaskan yang dimaksud biaya perolehan yang digunakan untuk penilaian persediaan.
Jelaskan yang dimaksud nilai pasar yang digunakan untuk penilaian persediaan.
Diskusikan alasan di balik aturan LCM.
Identifikasikan argumen terhadap penggunaan LCM.
Jawab:
Biaya perolehan yang digunakan untuk penilaian persediaan biasanya dihitung menggunakan salah satu metode penetapan biaya persediaan yang dapat diterima, misalnya FIFO, LIFO atau biaya rata-rata. FIFO (First In First Out) maksudnya ialah bahwa unit pertama barang yang masuk maka akan menjadi unit pertama yang akan dijual. LIFO (Last In First Out) yaitu unit yang dibeli terakhir kali ialah unit pertama yang akan dijual. Dan untuk biaya rata-rata adalah dengan perhitungan total beban pokok barang yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia, maka itulah yang akan menjadi nilai persediaan.
Nilai pasar yang digunakan untuk penilaian persediaan maksudnya adalah biaya penggantian kini melalui pembelian ataupun produksi ulang. Untuk menentukan nilai persediaan barang yang akan dicantumkan dalam neraca, maka akan dibandingkan antara harga pokok dan nilai pasar, dan dipilih mana yang lebih rendah. Nilai pasar sendiri tidak boleh lebih atau kurang dari nilai realisasi neto setelah dikurangi margin laba normal. Batas atas dari nilai pasar atau nilai realisasi neto, mencerminkan biaya penyelesaian dan pelepasan terkait dengan penjualan barang, sedangkan batas bawah memastikan bahwa persediaan diturunkan nilainya dari biaya perolehan ke nilai pasar.
Alasan di balik aturan LCM adalah untuk menghasilkan aturan tentang mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar, yang berarti bahwa aktiva dicatat dengan menggunakan biaya yang terendah antara biaya atau nilai pasarnya. Hal ini berpengaruh terhadap pengakuan atas penurunan yang belum direalisasi dalam nilai aktiva, namun tidak berpengaruh pada peningkatan yang belum direalisasi. Aturan LCM ini menunjukkan bahwa jika nilai pasar persediaan turun di bawah biaya perolehannya karena berbagai alasan maka nilai persediaan diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Tujuan LCM sendiri adalah agar menyajikan laporan keuangan yang lebih mencerminkan realitas perusahaan.
Penggunaan aturan LCM ini dikatakan konsepnya sangat konservatif, karena biasanya penilaiannya penuh kehati-hatian dan keraguan, hal ini agar perusahaan tidak melebih-lebihkan nilai aset dan juga pendapatan. Perusahaan seperti handphone, laptop, dan alat elektronik lainnya perlu menggunakan penilaian LCM ini, karena bahan baku yang semakin menurun dan harga jual barang juga ikut menurun. Jika tidak menggunakan penilaian LCM maka nilai persediaan akan lebih besar dari nilai pasar yang mungkin dihasilkan.
Aturan LCM sendiri memiliki beberapa kelemahan yaitu: 1) penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode ketika utilitas ini terjadi bukan pada periode penjualan. 2) Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan perusahaan mungkin dinilai menurut biaya dalam satu tahun pada harga pasar dalam tahun berikutnya. 3) LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif. 4) Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan nilai persediaan.
Banyak pihak yang percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih bukan biaya pengganti. Dalam situasi terbatas pencatatan persediaan menurut nilai realisasi bersih mendapat dukungan dari berbagai pihak sekalipun jumlah ini melampaui biaya.
4-20.
Identifikasikan prosedur akuntansi dasar yang mengatur penilaian aset tak berwujud.
Sebutkan perbedaan antara akuntansi untuk goodwill (dan aset tak berwujud) yang dikembangkan secara internal dan yang dibeli.
Diskusikan pentingnya membedakan antara aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi dengan aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi.
Jelaskan prinsip yang mendasari amortisasi aset tak berwujud.
Jawab:
Hal yang mengatur penilaian aset tak berwujud yang dibeli adalah biaya historis. Jika perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk mengiklankan produk atau melatih tenaga penjualan, yaitu menciptakan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal, perusahaan biasanya tidak dapat mengapitalisasi biayanya, meskipun nanti kemungkinan ada manfaat di masa depan. Aset tak berwujud yang dibeli akan dicatat pada laporan posisi keuangan, perlakuan ini disebabkan oleh konservatisme, yaitu kemungkinan dari meningkatnya ketidakpastian realisasi manfaat aset tak berwujud seperti iklan dan pelatihan dibandingkan manfaat aset berwujud seperti bangunan dan peralatan.
Aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan akan dicatat dalam rekening sesuai dengan harga perolehannya.
Jika aset tak berwujud ini diperoleh dari pembelian, maka harga perolehannya sebesar uang yang dikeluarkan dalam pembelian aset tersebut.
Jika diperoleh dari pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya sebesar harga pasar dari aset yang dipakai sebagai penukarnya.
Dan jika perolehan aset tak berwujud ini tanpa adanya pengeluaran, maka tidak diperbolehkan untuk dicantumkan dalam laporan keuangan atau neraca.
Apabila aset tak berwujud memiliki umur yang terbatas maka harga perolehannya di amortisasi sesuai dengan umurnya. Namun jika umurnya tidak terbatas maka harga perolehannya tetap dicantumkan dalam neraca, tetapi terkadang harga perolehannya dihapuskan dari neraca, bisa sekaligus ataupun bertahap seperti amortisasi, dan penghapusan ini dikarenakan aset tersebut sudah tidak ada gunanya lagi.
Perbedaan antara akuntansi untuk goodwill dan aset tak berwujud yang dikembangkan secara internal dengan goodwill yang dibeli:
Aset tak berwujud yang dikembangkan secara internal.
Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan aset tak berwujud secara internal dibebankan pada periode terjadinya biaya. Misalnya biaya pengembangan, pemeliharaan atau pengembalian niat baik dan sebagian besar biaya yang terkait dibebankan pada pendapatan.
Ada biaya tertentu terkait aset tak berwujud yang dapat dikapitalisasi, yaitu seperti biaya hukum dan biaya lainnya terkait pembelaan aset tersebut, biaya pendaftaran atau konsultasi atas aset, dan biaya langsung lainnya untuk mendapatkan aset tak berwujud tersebut.
Biaya pengeluaran untuk menghasilkan aset tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan.
Sulit menentukan biaya perolehan aset secara andal.
Aset tak berwujud yang dibeli.
Biaya perolehan terdiri dari harga beli, bea impor, pajak pembelian dan biaya yang terkait dalam mendapatkan aset tersebut.
Biaya yang dapat dikapitalisasi dapat berupa nilai wajar yang diberikan atau nilai wajar dari properti yang diakuisisi.
Biaya perolehan aset secara terpisah dapat diukur secara andal.
Pentingnya membedakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi dengan aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi.
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah aset yang dapat diidentifikasi secara terpisah dan dikaitkan dengan hak atau keistimewaan tertentu yang memiliki periode manfaat yang terbatas. Perusahaan mencatatnya sebesar biaya perolehan dan mengamortisasinya selama periode manfaatnya. Penghapusan untuk membebankan keseluruhan biaya pada saat akuisisi tidak diperbolehkan.
Sedangkan aset tak berwujud yang tidak daoat diidentifikasi adalah aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli, tetapi tidak dapat diidentifikasi dan sering kali memiliki periode manfaat yang tidak terbatas. Ketika satu perusahaan mengakuisisi perusahaa lainnya, maka harus mengalokasikan jumlah yang dibayarkan ke semua aset yang dapat diidentifikasi dan liabilitas sesuai dengan nilai pasar wajarnya.
Amortisasi merupakan prosedur akuntansi yang dengan cara bertahap dapat mengurangi nilai biaya dan aset, dengan umur ekonomis yang terbatas melalui pembebanan secara berkala pada pendapatan. Amortisasi berarti pembayaran utang terdiri atas pembayaran pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Semakin banyak pokok yang dibayarkan berarti pembayaran bungan makin berkurang
Ketika biaya dikapitalisasi untuk aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi, maka biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi selama periode manfaat aset.
Amortisasi yang lebih kecil dapat meningkatkan laba yang dilaporkan, manajemen mungkin mengamortisasi aset tak berwujud selama periode yang melebihi periode manfaatnya. Biasanya sangat sulit untuk menaksir nilai berkelanjutan dari aset tak berwujud yang tidak diamortisasi.
Tujuan dari amortisasi sendiri yaitu untuk mencerminkan nilai penjualan kembali.
4-10 Bandingkan dan lihat perbedaan dampak metode biaya periode LIFO dan FIFO terhadap laba pada periode inflasi.
Jawab :
First In First out (FIFO) yaitu artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk kegudang perusahaan akan dijual pertama. Metode FIFO didasarkan pada asumsi bahwa cost masuk persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya.
Sedangkan metode biaya Last In First Out (LIFO) yaitu artinya masuk terakhir keluar pertama. Yang dimana metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan diakhir artinya, unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk kegudang. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya biaya.
Perbandingan dampak metode biaya periode LIFO dan FIFO terhadap laba pada periode inflasi.
Metode FIFO
Metode LIFO
Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah.
Menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi.
Menghasilkan laba kotor yang tinggi.
Menghasilkan laba kotor yang rendah.
Menghasilakan persediaan akhir yang tinggi.
Menghasilkan persediaan akhir yang rendah.
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO metode akan mengakibatkan hal ini namun dalam kondisi ekonomi turun maka akan terjadi sebaliknya.
4-21 Jelaskan implikasi analisis goodwill terhadap prosedur akuntansi terkini!
Jawab :
Goodwill adalah kelebihan harga beli di atas harga pasar dari entitas yang dibeli. Pencatatan goodwill terjadi ketika perusahaan melakukan akuisisi. Goodwill dapat berasal dari sesuatu yang dianggap memberi kemampuan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan atau kualitas yang ada dalam aktivitas perusahaan tersebut, seperti organisasi, efektivitas, dan efisiensi. Goodwill menunjukkan kemampuan laba, artinya terjadinya perubahan goodwill menjadi kelebihan laba di masa depan, misalnya seperti “nama besar”, tingkat ke-strategis-an produk atau perusahaan, kedekatan dengan konsumen, dan yang lainnya. Menurut FASB Stament no.142, goodwill tidak lagi diamotisasikan untuk tujuan pelaporan keuangan . Secara umum, Perusahaan harus mengamortisasi aktiva tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas selama umur manfaat tersebut.Oleh karena goodwill memiliki umur manfaat tidak terbatas serta tidak bisa diestimasi, maka goodwill tidak diamortisasi. Hal ini memang masuk akal, sebab jika goodwill diamortisasi, maka kemungkinan akan memberikan dampak kerugian bagi perusahaan dimasa mendatang sebab terjadi penggelembungan “beban”. Namun, perlu diadakan evaluasi ketika ada penurunan atau kenaikan goodwill tiap tahunnya dan manghapus nilai goodwill sebesar penurunannya. Konsep amortisasi atas goodwill saat ini di Indonesia sudah tidak digunakan lagi dalam PSAK No. 22 (revisi 2010) tentang kombinasi bisnis dan PSAK No. 19 (revisi 2010) tentang asset tidak berwujud. Pendekatan akuntansi goodwill saat ini di Indonesia telah disesuaikan denga aturan IFRS. Pengujian penurunan nilai (Impairment test) terhadap saldo goodwill yang belum di amortisasi setiap tanggal neraca harus dilakukan. Jika terjadi impairment maka harus diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan.
4-15 Aspek apa saja yang termasuk dalam goodwill yang harus diwaspadai seorang analis dalam menganalisis laporan keuangan.
(SFAS 141 "Business Combination" dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets") Standar ini mengharuskan penggunaan metode pembelian dalam akuntansi akuisisi dan tidak diamortisasinya goodwill. Dalam akuntansi metode pembelian, perusahaan harus mengakui nilai pasar wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang diperoleh dalam neracanya yang diakui bersamaan dengan nilai pasar wajar dari kewajiban yang diasumsikan. Selanjutnya, aset berwujud disusutkan dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya. SFAS 142 menyatakan bahwa goodwill tidak lagi diamortisasi. Pendekatan non amortisasi ini, akan diaplikasikan pada goodwill yang telah diakui sebelumnya maupun goodwill yang baru diperoleh. Goodwill akan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai. Jika nilai buku goodwill melebihi nilai wajarnya, rugi penurunan nilai akan diakui sebesar selisih tersebut.
4-1 Perusahaan umumnya melaporkan saldo kompensasi yang disyaratkan oleh perjanjian pinjaman sebagai kas yang dibatasi dan diklasifikasi sebagai asset lancar.
Apakah klasifikasi ini berguna untuk tujuan analisis laporan keuangan?
Jabarkan bagaimana anda mengevaluasi saldo kompensasi.
a. Saldo kompensasi merupakan jumlah saldo minimum yang harus dipertahankan di bank, jumlah ini digunakan sebagai jaminan peminjaman di bank. Pemakai statemen keuangan membutuhkan informasi tentang saldo kompensasi sebab jumlah tersebut membatasi jumlah kas yang dapat dibelanjakan oleh perusahaan setiap hari. Oleh karena itu, saldo kompensasi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Klasifikasi sebagai aktiva lancar jika kas selalu tersedia untuk digunakan dalam operasi saat ini.
b. Untuk mengevaluasi saldo kas kompensasi, dapat dilakukan dengan mengevaluasi saldo kas secara keseluruhan dan mengevaluasi catatan atas laporan keuangannya yang menjelaskan jumlah kas yang dibatasi penggunaanya tersebut. Selain itu juga melakukan konfirmasi kepada bank bahwa terdapat perjanjian kredit yang mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di ban
4-12 Beri komentar pada pernyataan berikut: penyusutan akuntansi tidak sempurna untuk tujuan analisis.
Analis tidak dapat sepenuhnya menerima jumlah penyusutan. Seseorang harus mengestimasi umur dan efisiensi aset tetap. Karena Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sehingga membuat penyusutan akuntansi menjadi tidak sempurna.
4-23
Jelaskan paling tidak dua aset yang tak tercatat pada neraca
Jelaskan bagaimana seorang analis mengevaluasi asset yang tak diakui.
a. - Pendapatan (Laporan Laba Rugi) adalah merupakan jumlah uang yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan yang disebabkan oleh suatu aktivitas, pada umumnya akibat kegiatan penjualan baik produk ataupun jasa.
Pengeluaran / Biaya (Laporan Laba Rugi ) adalah arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang , memberikan layanan, atau melakukan investasi lain terkait operasional bisnis adalah pengeluaran perusahaan. Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi asset, dan biaya bunga yang dibayarkan atas pinjaman
b. Aset yang tidak diakui merupakan asset yang tidak diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga seperti goodwill. Seorang analis mengevaluasi asset yang tak diakui yaitu, harus siap untuk membuat estimasi sendiri mengenai penilaian aset. Analisi juga harus berwaspada terhadap komposisi, penilaian, dan disposisi goodwill. Goodwill dihapus jika kelebihan laba yang mendasari eksistensinya tidak adalagi. Disposisi, atau penghapusan, goodwill seringkali dilakukan manajemen pada periode saat hal tersebut memiliki dampak pasar terendah.
4-3
a. Identifikasi kekhawatiran utama pada analisis piutang
➢ Kekhawatiran utama pada analisis piutang adalah munculnya resiko piutang yang tak tertagih. Akibat dari suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi yang dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut. Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah pitang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya dalam pemilihan seleksi yang kurang
baik dalam memilih pelanggan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan yang tidak potensial dalam membayar tagihan.
b. Resiko tidak dibayarnya sebagian dari piutang
Hal ini akan mengakibatka kurangnya pendapatan perusahaan, bahkan bisa
menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok
barang yang dijual secara kredit.
c. Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai
oleh pinjaman.
d. Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang
semakin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
b. Jelaskan informasi, selain yang biasanya tersedia pada laporan keuangan, yang harus
dikumpulkan untuk menilai risiko piutang tak tertagih.
➢ Resiko piutang tak tertagih adalah resiko dari pelanggan yang tidak dapat membayar
kredit atau piutang yang telah diberikan. Oleh karena itu, cara perusahaan dalam
mengatasi hal tersebut adalah dengan memperhatikan 5C sebelum memberikan
persetujuan kredit.
1. Character
Dilihat dari karakter pelanggan, apakah pelanggan tersebut berusaha memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity
Dilihat dari kemampuan pelanggan dalan menjalankan keuangan yang ada pada
aset atau usaha yang dimilikinya.
3. Capital
Terkait dengan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya pelanggan yang
mempunyai usaha.
4. Collateral
Menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Conditions
Dilihat dari perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
4-14 Identifikasikan dan jelaskan alat analisis yang bermanfaat untuk mengevaluasi beban
penyusutan.
Jawaban :
➢ Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaatnya. Penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan perubahan fisik atau
penurunan nilai pasar. Istilah penyusutan/depresiasi digunakan untuk aset tetap seperti:
gedung, mesin, peralatan. Faktor yang mempengaruhi penyusutan dan yang perlu diperhatikan
untuk menilai biaya penyusutan adalah Harga Pokok, Nilai Sisa dan Taksiran Umur
Ekonomis.
1. Harga Pokok Aktiva
Adalah seluruh pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan aktiva sampai aktiva
tersebut siap dipakai. Ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya
penyusutan aset. Biaya inilah yang menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi
yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
2. Nilai Sisa
Adalah suatu penaksiran nilai yang diharapkan dapat diwajibkan pada saat aktiva tersebut
sudah tidak bisa digunakan kembali. Untuk menentukan jumlah biaya aset yang akan
disusutkan, nilai residu harus dikurangi dengan biaya aset tetap.
3. Taksiran Umur Ekonomis
Adalah periode waktu yang diharapkan selama aset tetap berguna bagi pemiliknya.
Pentingnya bagi suatu bisnis untuk memperkirakan umur ekonomis suatu aset, supaya
mereka dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi atau mengalokasikan
dana untuk peralatan yang baru.
4-7. Jelaskan tujuan utama akuntansi persediaan LIFO. Jelaskan konsekuensi penggunaan LIFO dalam pengukuran laba dan penilaian persediaan terhadap analisis laporan keuangan
Jawab:
Tujuan utama LIFO adalah untuk mendapatkan laba kotor yang lebih rendah, hal ini dikarenakan biaya persediaan yang lebih rendah jika dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar kini. Dengan LIFO memungkinkan adanya pemerataan laba perusahaan walaupun harga meningkat dan menurun. Sehingga konsekuensi penggunaan LIFO dalam pengukuran laba adalah laba kotor akan lebih rendah. Metode LIFO pada persediaan menyebabkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah dari biaya penggantian, hal ini menyebabkan neraca perusahaan yang menggunakan LIFO tidak akurat dalam mencerminkan aset lancar perusahaan.
4-18. Laba bersih perusahaan yang mengeksplorasi sumber daya alam kadang-kadang hanya memiliki sedikit hubungan dengan jumlah aset sumber daya alam yang dilaporkan pada neraca.
Jelaskan mengapa hanya ada sedikit hubungan antara laba dan aset sumber daya alam.
Jelaskan kondisi yang mungkin menghasilkan hubungan ekonomis yang lebih nyata.
Jawab:
Prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) mensyaratkan bahwa aset sumber daya alam (wasting) nilainya dinyatakan dengan biaya historis ditambah biaya penemuan, biaya eksplorasi, dan biaya pengembangan. Artinya, pengeluaran biaya yang besar atas penemuan sumber daya alam, nilai atas biayanya tidak diakui di dalam akuntansi sebagai bagian dari aset sumber daya alam. Namun sebaliknya, biaya tersebut akan dibebankan saat terjadi. Maka dari itu akibatnya ialah hubungan antara pendapatan ke aset terdistorsi, akibat gagal untuk mengkapitalisasi seluruh biaya yang relevan serta oleh efeknya yang terkait dengan pendapatan saat ini dan di masa depan.
Saat perusahaan memperoleh sumber daya alam dari entitas lain, biaya-biaya ini akan cenderung mencerminkan seluruh nilai wajar dari sumber daya tersebut. dalam situasi demikian, hubungan antara biaya aset dan pendapatan, pengeluaran, dan pendapatan yang dihasilkan akan cenderung lebih nyata secara ekonomi.
sebagai aset lancar.
Soal 4-5 :
Diskusikan kosekuensi masing-masing metode biaya persediaan terhadap pencatatan biaya persediaan dan penentuan laba.
Berikan komentar keragaman praktik yang terkait dengan biaya yang dicakup dalam persediaan. Berikan paling tidak dua contoh, penyebab keragaman tersebut.
Secara umum ada beberapa efek yang ditimbulkan dari metode yang dipakai untuk penilaian persediaan, yaitu:
Dalam kasus LIFO, kita tahu bahwa di bawah kondisi fluktuasi tingkat harga, itu akan menghasilkan laba pada pendapatan. Selain itu, metode LIFO pada saat inflasi harga menghasilkan laba yang tidak realistis dari jumlah persediaan yang rendah. Hal ini, pada menyebabkan menurunnya rasio saat ini dan cenderung untuk meningkatkan rasio omset persediaan. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa metode LIFO, banyak menyebabkan manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk memanipulasi keuntungan dengan membuat laporan persediaan menjadi kosong/habis di akhir tahun.
Cara biaya rata-rata untuk mengurangi fluktuasi biaya dengan menggunakan biaya rata-rata tertimbang dalam menilai persediaan dan biaya harga barang yang terjual. Laba bersih yang dihasilkan akan dekat dengan rata-rata laba bersih di bawah LIFO dan FIFO
Dalam prinsip akuntansi, persediaan memiliki implikasi tambahan untuk dianalisis. Contohnya Pada saat kenaikan harga, persediaan cenderung terlepas dari metode biaya yang digunakan.Hal ini, akan menekan rasio saat ini di bawah tingkat harga yang sebenarnya karena aset lancar lainnya (serta liabilitas saat ini) tidak dihargai secara konsisten dengan metode yang digunakan dalam menilai persediaan.
Dalam prakteknya, ada beberapa variasi jenis biaya yang termasuk dalam penilaian persediaan. Praktik bervariasi terutama sehubungan dengan penyertaan atau pengecualian dari:
berbagai biaya overhead,
biaya angkut/pengangkutan, dan
biaya Umum dan administrasi.
Soal 4-16 : Jelaskan kapan suatu biaya dapat dikapitalisasi dan kapan akan dibebankan.
Biaya dikapitalisasi sebagai aset saat biaya tersebut mengakibatkan pertambahan masa manfaat, kapasitas, kualitas, atau volume dari aset awalnya dan jumlah pengeluaran melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi (capitalization threshold).
Biaya tersebut dibebankan secara periodik pada tahun berjalan dengan metode amortisasi/depresiasi.
4-2
Jelaskan konsep siklus operasi perusahaan dan artinya
Diskusikan signifikan siklus operasi untuk mengklasifikasi pos lancar dan tak lancar pada neraca dan berikan contohnya.
Apakah konsep siklus operasi berguna untuk mengukur kemampuan membayar utang lancar suatu perusahaan dan likuiditas dari komponen modal kerjanya?
Lebarkan dampak konsep siklus operasi untuk klasifikasi aset lancar pada industri berikut: (1) tembakau, (2) minuman keras, dan (3) ritel.
Penyelesaian:
Siklus operasi digunakan untuk membedakan aset dan kewajiban dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang diharapkan akan dijual, ditagih, atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang. Satu contoh umum aset lancar adalah kas, setara kas, piutang jangka pendek, efek jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja. Perusahaan memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena akan menggunakan investasi yang paling menguntungkan. Oleh karena dampak aset lancar dan kewajiban lancar terhadap likuiditas dan profitabilitas, analisis aset lancar dn kewajiban lancar sangat penting untuk analisis kredit dan analisis profitabilitas.
Menurut Subramanyam et al., (2012:273), siklus operasi merupakan jumlah waktu dari komitmen atas kas pada pembelian hingga diperoleh kas yang berasal dari penjualan barang atau jasa. Sedangkan menurut Skousen et al., (2009:411-412), siklus operasi merupakan jumlah waktu rata-rata dari kegiatan yang terus berulang yang menyangkut dengan kegiatan utama perusahaan dagang yaitu membeli persediaan (dengan menggunakan cara kas maupun kredit) kemudian akan dijual kepada pelanggan dan penagihan piutang dan kas yang diperoleh akan di investasikan. Menurut Bernstein (2004) siklus operasi diukur dari penjumlahan perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Jika selang waktu penagihan piutang yang normal lebih lama dari satu tahun (seperti dengan angsuran piutang jangka panjang), maka penyertaannya sebagai aktiva lancar sudah sesuai asalkan siklus operasi sama atau lebih besar dari tanggal jatuh tempo piutang tersebut. Demikian pula, jika persediaan, menurut kebutuhan atau kebiasaan bisnis, harus dijaga rata-rata selama lebih dari 12 bulan, maka periode penyimpanan persediaan normal ini menjadi bagian dari siklus operasi dan persediaan tersebut termasuk di antara aset lancar.
Keterbatasan rasio lancar (yang dihitung dari item yang didefinisikan sebagai modal kerja) sebagai ukuran likuiditas jangka pendek. Namun, jika kita menerima proposisi bahwa berguna untuk mengukur sumber daya saat ini yang tersedian untuk membayar arus kewajiban, maka sulit untuk melihat bagaimana perpanjangan"arus" dari 12 bulan biasa sampai periode 36 bulan atau lebih lama dapat memberikan tujuan yang bermanfaat. Konsep siklus operasi dapat membantu perusahaan menunjukkan jenis posisi arus positif yang mungkin tidak dapat mereka tunjukkan, namun konsep ini memiliki nilai atau validitas yang meragukan dari sudut pandangan analis keuangan yang harus menilai likuiditas jangka pendek perusahaan.
Dampak konsep siklus operasi untuk klasifikasi aset lancar pada industri berikut:
Industri Tembakau.
Daun tembakau harus melalui proses penuaan, penyembuhan, dan pengeringan yang memperpanjang selama beberapa tahun. Persediaan tembakau ini(daun hijau), yang mungkin tidak digunakan dalam produksi produk yang dapat dijualselama bertahun-tahun, diklasifikasikan sebagai konsep siklus operasi saat ini. Hal iniakan terjadi bahkan jika pinjaman jangka panjang (diklasifikasikan termasuk kewajiban tidak lancar) diambil untuk membiayai persediaan ini.
Industri Minuman Keras
Industri minuman keras memiliki siklus operasi yangmelampaui usia 12 bulan. Dalam kasus ini, penyimpanan persediaan minuman kerasuntuk tujuan penuaan selama bertahun-tahun memberikan justifikasi yang cukup untuk memasukkan persediaan tersebut di antara aset lancar.
Industri Ritel
Di ritel, penjualan barang “tiket besar” pada rencana angsuran dapat memperpanjang siklus operasi menjadi, misalnya 36 bulan atau lebih. Dengan demikian, piutang angsuran ini dilaporkan antara aset lancar.
4-13 Analis tidak dapat sepenuhnya menerima jumlah penyusutan. Seseorang harus mengestimasi umur dan efisiensi aset tetap. Juga bermanfaat untuk membandingkan penyusutan, periode ini dan akumulasinya, dengan aset tetap kotor, dan untuk membuat perbandingan dengan perusahaan yang serupa. Meskipun seorang analis tidak dapat menyesuaikan penyusutan pada laba secara akurat, Ia tidak membutuhkan ketepatan. Berikan komentar atas pendapat tersebut.
Penyelesaian:
Menurut pendapat saya, seorang analis memang wajar bersikap seperti hal tersebut. Seorang analis bersikap waspada dan hati-hati, sehingga wajar saja jika ia tidak bisa menerima penuh tanpa pemeriksaan terlebih dahulu. Seorang analis memiliki prosedur-prosedur dalam menjalankan tugasnya, termasuk dalam menganalisis aset tetap. Dalam menganalisis aset tetap, analis pastinya memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Analisis harus mengestimasi umur dan keefisiensinya. Yang mana hal tersebut digunakan untuk membandingkan penyusutan beserta akumulasinyadari periode lalu dengan periode yang dianalisis. Hal tersebut juga berguna untuk membandingkan dengan perusahaan lain yang serupa.
Berdasarkan pendapat saya, pernyataan tidak memerlukan ketepatan merupakan pernyataan yang kurang sesuai. Jika seorang analis telah melakukan analisis sesuai prosedur yang ada dan ketentuan yang ada, maka tidak dapat dikatakan tidak memerlukan ketepatan, analis juga memerlukan ketepatan tersebut dengan bersikap hati-hati dalam menganalisis hal tersebut.
Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Maka untuk mencapai tujuan dapat menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap aset total atau rasio penyusutan terhadap faktor yang terkait dengan ukuran lainnya. Selain itu, terdapat pengukuran terkait, seperti pengukuran rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, dan umur sisa rata-rata.
Berdasarkan ilmu yang saya dapat, dalam prinsip akuntansi sebuah kekonsistenan merupakan hal yang penting, termasuk dalam perhitungan penyusutan aset tetap. Karena dengan penggunaan metode penyusutan atau prosedur yang sama dari tahun ke tahun dapat mempermudah dalam mencatatnya dan membandingkannya dari satu periode ke periode berikutnya.
Jadi, walaupun seorang analis tidak dapat menyesuaikan penyusutan pada laba secara akurat, tetapi analisis tersebut telah melakukan analisis dengan upaya penuh dan sikap kehati-hatian, makasetidaknya dapat dikatakan wajar sesuai dengan ilmu akuntansi sendiri, yaitu dalam akuntansi tidak dikatakan benar atau tidak benar, tetapi berkaitan dengan kewajaran.
Dok. Pribadi |
BAB 4
4 – 17 Bedakan antara “aset berwujud (hard asset) dengan “aset tak berwujud” (soft Asset) dan berikan beberapa contoh
Jawab:
Aktiva berwujud : Yaitu aktiva dimana aktiva tersebut memiliki fisik yang akan
digunakan sarana usaha, seperti tanah, tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan
usaha, ada juga perbaikan tanah yaitu unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan,
dan pemegaran, yang meningkatkan kegunaan dari aktiva, setelah itu gedung yaitu
bangunan yang akan digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan, terakhir
peralatan yaitu aktiva yang dipergunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa.
Contohnya antara lain mobil, truk, mesin, dan furnitur.
Aktiva tidak berwujud: Yaitu aktiva yang tidak termasuk di dalam aktiva keuangan
yang tidak memiliki bentuk fisik. Banyak aktiva tak berwujud diperoleh dari hak
kontraktual atau dari pemerintah. Suatu contoh yang sangat terkenal dari aktiva tak
berwujud adalah hak untuk mengoperasikan taksi di suatu kota metropolitan seperti
New York, walaupun hak tersebut dapat dibuktikan dengan suatu obyek fisik, yaitu
medali taksi, namun sebenarnya hak legal itulah yang justru berharga. Adapaun aktiva
tidak berwujud yang lain antara lain Merek dagang (Trade Mark), Waralaba
(Franchises), Pesanan yang belum dipenuhi (Order Backlog), dan Goodwill yaitu suatu
hubungan-hubungan usaha, reputasi, sistem berjalan, persahabatan di antara staf, dan
lain-lain.
Soal 4-8.
Diskusikan pengungkapan metode valuasi persediaan yang ada saat ini dan jelaskan bagaimana pengungkapan ini berguna bagi analisis kita. Identifikasi pengungkapan persediaan ytambahan yang juga bermanfaat untuk tujuan analisis.
Jawaban:
Terkait dengan persediaan, maka dalam penyajiaannya pada laporan keuangan suatu entitas harus mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan.
Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagi pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagi beban dalam periode berjalan.
Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagi jaminan kewajiban
Adapun tujuan pengungkapan ini yaitu;
rmatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus (differential).
· Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomi yang melandasi suatu pos statemen keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat dan volume pengungkapan akan menjadi tinggi.
· Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut.
· Tujuan Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.
Soal 4-19.
Dari sudut pandang pemakai laporan, jelaskan tujuan penggunaan biaya historis sebagai dasar penilaian aset berwujud.
Jawaban:
Penggunaan biaya historis sebagai dasar pengukuran dalam perlakuan akuntansi disebutkan memiliki kelebihan dari segi objektivitas Kelebihan dalam segi verifiabilitas tersebut didasarkan pada argumen bahwa pengukuran dengan menggunakan biaya historis lebih mempunyai bukti-bukti yang kuat dalam penentuan nilainya. Bukti-bukti tersebut terutama adalah bukti-bukti yang didapat pada waktu perolehan aset yang dimaksud. Dengan menggunakan biaya historis, aset tetap diakui pada saat perolehannya dengan mencatat sebesar keseluruhan biaya perolehan.
4-11. Manakah dari pos-pos berikut yang diklasifikasikan sebagai aset dalam neraca?
Penyusutan
Gaji CEO
Kas
Pajak penghasilan tangguhan.
Piutang cicilan (ditagih selama 3 tahun).
Pengambilan modal (dividen)
Persediaan
Beban dibayar di muka.
Beban ditangguhkan.
Persediaan barang dalam proses.
Beban penyusutan.
Beban piutang tak tertagih
Pinjaman pada pegawai
Pinjaman dari pegawai
Agen pemasaran yang terlatih.
Saham biasa anak perusahaan.
Pembelian merek dagang.
Goodwill yang dikembangkan secara internal
Perjanjian waralaba dikenakan yang tidak biaya perolehan.
Sistem e-commerce yang dikembangkan secara internal
Yang diklasifikasikan sebagai aset dalam neraca adalah: c, d (dalam beberapa kasus), e, g, h, i, j, m, p, q
4-22 Identifikasi lima tipe biaya yang ditangguhkan dan jelaskan alasan penangguhan untuk masing-masing.
Advertising (Iklan) : Biaya iklan termasuk beban ditangguhkan karena bila iklan tersebut merupakan iklan jangka panjang, maka organisasi bisnis tidak menerima manfaat iklan sepenuhnya secara langsung atau dalam waktu singkat, namun hanya akan menerima manfaat dari iklan tersebut secara bertahap dan manfaat penuhnya pada akhir masa kontrak.
Insurance (Asuransi) : Asuransi adalah beban ditangguhkan karena sebelum jatuh temponya kontrak, nasabah asuransi yang melakukan klaim hanya menerima sebagian dari jumlah klaim yang bisa diambil, maka untuk memperoleh manfaat sepenuhnya dari asuransi, nasabah perlu menunggu hingga kontrak asuransi habis.
Rent (Sewa) : Sewa adalah beban ditangguhkan karena penyewaan lebih dari satu tahun, walaupun pembayaran penuh sudah dilakukan, namun manfaat dari sewa hanya akan didapat secara bertahap seiring berjalannya waktu hingga lamanya masa sewa habis.
Pension plan costs (Beban Pensiun) : Beban pensiun adalah beban ditangguhkan karena hak dari pembayaran beban pensiun hanya akan mulai diterima sepenuhnya pada masa purnatugas.
Underwriting fees on a bond issuance (Biaya Penjamin Emisi pada penerbitan obligasi) : Karena manfaat sepenuhnya akan dirasakan saat obligasi telah lunas.
4-9. Perusahaan biasanya menggunakan metode nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai pasar (lower-of-cost-or-market-LCM) untuk penilaian persediaan.
Jelaskan yang dimaksud biaya perolehan yang digunakan untuk penilaian persediaan.
Jelaskan yang dimaksud nilai pasar yang digunakan untuk penilaian persediaan.
Diskusikan alasan di balik aturan LCM.
Identifikasikan argumen terhadap penggunaan LCM.
Jawab:
Biaya perolehan yang digunakan untuk penilaian persediaan biasanya dihitung menggunakan salah satu metode penetapan biaya persediaan yang dapat diterima, misalnya FIFO, LIFO atau biaya rata-rata. FIFO (First In First Out) maksudnya ialah bahwa unit pertama barang yang masuk maka akan menjadi unit pertama yang akan dijual. LIFO (Last In First Out) yaitu unit yang dibeli terakhir kali ialah unit pertama yang akan dijual. Dan untuk biaya rata-rata adalah dengan perhitungan total beban pokok barang yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia, maka itulah yang akan menjadi nilai persediaan.
Nilai pasar yang digunakan untuk penilaian persediaan maksudnya adalah biaya penggantian kini melalui pembelian ataupun produksi ulang. Untuk menentukan nilai persediaan barang yang akan dicantumkan dalam neraca, maka akan dibandingkan antara harga pokok dan nilai pasar, dan dipilih mana yang lebih rendah. Nilai pasar sendiri tidak boleh lebih atau kurang dari nilai realisasi neto setelah dikurangi margin laba normal. Batas atas dari nilai pasar atau nilai realisasi neto, mencerminkan biaya penyelesaian dan pelepasan terkait dengan penjualan barang, sedangkan batas bawah memastikan bahwa persediaan diturunkan nilainya dari biaya perolehan ke nilai pasar.
Alasan di balik aturan LCM adalah untuk menghasilkan aturan tentang mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar, yang berarti bahwa aktiva dicatat dengan menggunakan biaya yang terendah antara biaya atau nilai pasarnya. Hal ini berpengaruh terhadap pengakuan atas penurunan yang belum direalisasi dalam nilai aktiva, namun tidak berpengaruh pada peningkatan yang belum direalisasi. Aturan LCM ini menunjukkan bahwa jika nilai pasar persediaan turun di bawah biaya perolehannya karena berbagai alasan maka nilai persediaan diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Tujuan LCM sendiri adalah agar menyajikan laporan keuangan yang lebih mencerminkan realitas perusahaan.
Penggunaan aturan LCM ini dikatakan konsepnya sangat konservatif, karena biasanya penilaiannya penuh kehati-hatian dan keraguan, hal ini agar perusahaan tidak melebih-lebihkan nilai aset dan juga pendapatan. Perusahaan seperti handphone, laptop, dan alat elektronik lainnya perlu menggunakan penilaian LCM ini, karena bahan baku yang semakin menurun dan harga jual barang juga ikut menurun. Jika tidak menggunakan penilaian LCM maka nilai persediaan akan lebih besar dari nilai pasar yang mungkin dihasilkan.
Aturan LCM sendiri memiliki beberapa kelemahan yaitu: 1) penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode ketika utilitas ini terjadi bukan pada periode penjualan. 2) Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan perusahaan mungkin dinilai menurut biaya dalam satu tahun pada harga pasar dalam tahun berikutnya. 3) LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif. 4) Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan nilai persediaan.
Banyak pihak yang percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih bukan biaya pengganti. Dalam situasi terbatas pencatatan persediaan menurut nilai realisasi bersih mendapat dukungan dari berbagai pihak sekalipun jumlah ini melampaui biaya.
4-20.
Identifikasikan prosedur akuntansi dasar yang mengatur penilaian aset tak berwujud.
Sebutkan perbedaan antara akuntansi untuk goodwill (dan aset tak berwujud) yang dikembangkan secara internal dan yang dibeli.
Diskusikan pentingnya membedakan antara aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi dengan aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi.
Jelaskan prinsip yang mendasari amortisasi aset tak berwujud.
Jawab:
Hal yang mengatur penilaian aset tak berwujud yang dibeli adalah biaya historis. Jika perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk mengiklankan produk atau melatih tenaga penjualan, yaitu menciptakan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal, perusahaan biasanya tidak dapat mengapitalisasi biayanya, meskipun nanti kemungkinan ada manfaat di masa depan. Aset tak berwujud yang dibeli akan dicatat pada laporan posisi keuangan, perlakuan ini disebabkan oleh konservatisme, yaitu kemungkinan dari meningkatnya ketidakpastian realisasi manfaat aset tak berwujud seperti iklan dan pelatihan dibandingkan manfaat aset berwujud seperti bangunan dan peralatan.
Aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan akan dicatat dalam rekening sesuai dengan harga perolehannya.
Jika aset tak berwujud ini diperoleh dari pembelian, maka harga perolehannya sebesar uang yang dikeluarkan dalam pembelian aset tersebut.
Jika diperoleh dari pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya sebesar harga pasar dari aset yang dipakai sebagai penukarnya.
Dan jika perolehan aset tak berwujud ini tanpa adanya pengeluaran, maka tidak diperbolehkan untuk dicantumkan dalam laporan keuangan atau neraca.
Apabila aset tak berwujud memiliki umur yang terbatas maka harga perolehannya di amortisasi sesuai dengan umurnya. Namun jika umurnya tidak terbatas maka harga perolehannya tetap dicantumkan dalam neraca, tetapi terkadang harga perolehannya dihapuskan dari neraca, bisa sekaligus ataupun bertahap seperti amortisasi, dan penghapusan ini dikarenakan aset tersebut sudah tidak ada gunanya lagi.
Perbedaan antara akuntansi untuk goodwill dan aset tak berwujud yang dikembangkan secara internal dengan goodwill yang dibeli:
Aset tak berwujud yang dikembangkan secara internal.
Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan aset tak berwujud secara internal dibebankan pada periode terjadinya biaya. Misalnya biaya pengembangan, pemeliharaan atau pengembalian niat baik dan sebagian besar biaya yang terkait dibebankan pada pendapatan.
Ada biaya tertentu terkait aset tak berwujud yang dapat dikapitalisasi, yaitu seperti biaya hukum dan biaya lainnya terkait pembelaan aset tersebut, biaya pendaftaran atau konsultasi atas aset, dan biaya langsung lainnya untuk mendapatkan aset tak berwujud tersebut.
Biaya pengeluaran untuk menghasilkan aset tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan.
Sulit menentukan biaya perolehan aset secara andal.
Aset tak berwujud yang dibeli.
Biaya perolehan terdiri dari harga beli, bea impor, pajak pembelian dan biaya yang terkait dalam mendapatkan aset tersebut.
Biaya yang dapat dikapitalisasi dapat berupa nilai wajar yang diberikan atau nilai wajar dari properti yang diakuisisi.
Biaya perolehan aset secara terpisah dapat diukur secara andal.
Pentingnya membedakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi dengan aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi.
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah aset yang dapat diidentifikasi secara terpisah dan dikaitkan dengan hak atau keistimewaan tertentu yang memiliki periode manfaat yang terbatas. Perusahaan mencatatnya sebesar biaya perolehan dan mengamortisasinya selama periode manfaatnya. Penghapusan untuk membebankan keseluruhan biaya pada saat akuisisi tidak diperbolehkan.
Sedangkan aset tak berwujud yang tidak daoat diidentifikasi adalah aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli, tetapi tidak dapat diidentifikasi dan sering kali memiliki periode manfaat yang tidak terbatas. Ketika satu perusahaan mengakuisisi perusahaa lainnya, maka harus mengalokasikan jumlah yang dibayarkan ke semua aset yang dapat diidentifikasi dan liabilitas sesuai dengan nilai pasar wajarnya.
Amortisasi merupakan prosedur akuntansi yang dengan cara bertahap dapat mengurangi nilai biaya dan aset, dengan umur ekonomis yang terbatas melalui pembebanan secara berkala pada pendapatan. Amortisasi berarti pembayaran utang terdiri atas pembayaran pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Semakin banyak pokok yang dibayarkan berarti pembayaran bungan makin berkurang
Ketika biaya dikapitalisasi untuk aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi, maka biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi selama periode manfaat aset.
Amortisasi yang lebih kecil dapat meningkatkan laba yang dilaporkan, manajemen mungkin mengamortisasi aset tak berwujud selama periode yang melebihi periode manfaatnya. Biasanya sangat sulit untuk menaksir nilai berkelanjutan dari aset tak berwujud yang tidak diamortisasi.
Tujuan dari amortisasi sendiri yaitu untuk mencerminkan nilai penjualan kembali.
4-10 Bandingkan dan lihat perbedaan dampak metode biaya periode LIFO dan FIFO terhadap laba pada periode inflasi.
Jawab :
First In First out (FIFO) yaitu artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk kegudang perusahaan akan dijual pertama. Metode FIFO didasarkan pada asumsi bahwa cost masuk persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya.
Sedangkan metode biaya Last In First Out (LIFO) yaitu artinya masuk terakhir keluar pertama. Yang dimana metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan diakhir artinya, unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk kegudang. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya biaya.
Perbandingan dampak metode biaya periode LIFO dan FIFO terhadap laba pada periode inflasi.
Metode FIFO
Metode LIFO
Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah.
Menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi.
Menghasilkan laba kotor yang tinggi.
Menghasilkan laba kotor yang rendah.
Menghasilakan persediaan akhir yang tinggi.
Menghasilkan persediaan akhir yang rendah.
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO metode akan mengakibatkan hal ini namun dalam kondisi ekonomi turun maka akan terjadi sebaliknya.
4-21 Jelaskan implikasi analisis goodwill terhadap prosedur akuntansi terkini!
Jawab :
Goodwill adalah kelebihan harga beli di atas harga pasar dari entitas yang dibeli. Pencatatan goodwill terjadi ketika perusahaan melakukan akuisisi. Goodwill dapat berasal dari sesuatu yang dianggap memberi kemampuan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan atau kualitas yang ada dalam aktivitas perusahaan tersebut, seperti organisasi, efektivitas, dan efisiensi. Goodwill menunjukkan kemampuan laba, artinya terjadinya perubahan goodwill menjadi kelebihan laba di masa depan, misalnya seperti “nama besar”, tingkat ke-strategis-an produk atau perusahaan, kedekatan dengan konsumen, dan yang lainnya. Menurut FASB Stament no.142, goodwill tidak lagi diamotisasikan untuk tujuan pelaporan keuangan . Secara umum, Perusahaan harus mengamortisasi aktiva tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas selama umur manfaat tersebut.Oleh karena goodwill memiliki umur manfaat tidak terbatas serta tidak bisa diestimasi, maka goodwill tidak diamortisasi. Hal ini memang masuk akal, sebab jika goodwill diamortisasi, maka kemungkinan akan memberikan dampak kerugian bagi perusahaan dimasa mendatang sebab terjadi penggelembungan “beban”. Namun, perlu diadakan evaluasi ketika ada penurunan atau kenaikan goodwill tiap tahunnya dan manghapus nilai goodwill sebesar penurunannya. Konsep amortisasi atas goodwill saat ini di Indonesia sudah tidak digunakan lagi dalam PSAK No. 22 (revisi 2010) tentang kombinasi bisnis dan PSAK No. 19 (revisi 2010) tentang asset tidak berwujud. Pendekatan akuntansi goodwill saat ini di Indonesia telah disesuaikan denga aturan IFRS. Pengujian penurunan nilai (Impairment test) terhadap saldo goodwill yang belum di amortisasi setiap tanggal neraca harus dilakukan. Jika terjadi impairment maka harus diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan.
4-15 Aspek apa saja yang termasuk dalam goodwill yang harus diwaspadai seorang analis dalam menganalisis laporan keuangan.
(SFAS 141 "Business Combination" dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets") Standar ini mengharuskan penggunaan metode pembelian dalam akuntansi akuisisi dan tidak diamortisasinya goodwill. Dalam akuntansi metode pembelian, perusahaan harus mengakui nilai pasar wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang diperoleh dalam neracanya yang diakui bersamaan dengan nilai pasar wajar dari kewajiban yang diasumsikan. Selanjutnya, aset berwujud disusutkan dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya. SFAS 142 menyatakan bahwa goodwill tidak lagi diamortisasi. Pendekatan non amortisasi ini, akan diaplikasikan pada goodwill yang telah diakui sebelumnya maupun goodwill yang baru diperoleh. Goodwill akan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai. Jika nilai buku goodwill melebihi nilai wajarnya, rugi penurunan nilai akan diakui sebesar selisih tersebut.
4-1 Perusahaan umumnya melaporkan saldo kompensasi yang disyaratkan oleh perjanjian pinjaman sebagai kas yang dibatasi dan diklasifikasi sebagai asset lancar.
Apakah klasifikasi ini berguna untuk tujuan analisis laporan keuangan?
Jabarkan bagaimana anda mengevaluasi saldo kompensasi.
a. Saldo kompensasi merupakan jumlah saldo minimum yang harus dipertahankan di bank, jumlah ini digunakan sebagai jaminan peminjaman di bank. Pemakai statemen keuangan membutuhkan informasi tentang saldo kompensasi sebab jumlah tersebut membatasi jumlah kas yang dapat dibelanjakan oleh perusahaan setiap hari. Oleh karena itu, saldo kompensasi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Klasifikasi sebagai aktiva lancar jika kas selalu tersedia untuk digunakan dalam operasi saat ini.
b. Untuk mengevaluasi saldo kas kompensasi, dapat dilakukan dengan mengevaluasi saldo kas secara keseluruhan dan mengevaluasi catatan atas laporan keuangannya yang menjelaskan jumlah kas yang dibatasi penggunaanya tersebut. Selain itu juga melakukan konfirmasi kepada bank bahwa terdapat perjanjian kredit yang mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di ban
4-12 Beri komentar pada pernyataan berikut: penyusutan akuntansi tidak sempurna untuk tujuan analisis.
Analis tidak dapat sepenuhnya menerima jumlah penyusutan. Seseorang harus mengestimasi umur dan efisiensi aset tetap. Karena Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sehingga membuat penyusutan akuntansi menjadi tidak sempurna.
4-23
Jelaskan paling tidak dua aset yang tak tercatat pada neraca
Jelaskan bagaimana seorang analis mengevaluasi asset yang tak diakui.
a. - Pendapatan (Laporan Laba Rugi) adalah merupakan jumlah uang yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan yang disebabkan oleh suatu aktivitas, pada umumnya akibat kegiatan penjualan baik produk ataupun jasa.
Pengeluaran / Biaya (Laporan Laba Rugi ) adalah arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang , memberikan layanan, atau melakukan investasi lain terkait operasional bisnis adalah pengeluaran perusahaan. Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi asset, dan biaya bunga yang dibayarkan atas pinjaman
b. Aset yang tidak diakui merupakan asset yang tidak diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga seperti goodwill. Seorang analis mengevaluasi asset yang tak diakui yaitu, harus siap untuk membuat estimasi sendiri mengenai penilaian aset. Analisi juga harus berwaspada terhadap komposisi, penilaian, dan disposisi goodwill. Goodwill dihapus jika kelebihan laba yang mendasari eksistensinya tidak adalagi. Disposisi, atau penghapusan, goodwill seringkali dilakukan manajemen pada periode saat hal tersebut memiliki dampak pasar terendah.
4-3
a. Identifikasi kekhawatiran utama pada analisis piutang
➢ Kekhawatiran utama pada analisis piutang adalah munculnya resiko piutang yang tak tertagih. Akibat dari suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi yang dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut. Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah pitang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya dalam pemilihan seleksi yang kurang
baik dalam memilih pelanggan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan yang tidak potensial dalam membayar tagihan.
b. Resiko tidak dibayarnya sebagian dari piutang
Hal ini akan mengakibatka kurangnya pendapatan perusahaan, bahkan bisa
menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok
barang yang dijual secara kredit.
c. Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai
oleh pinjaman.
d. Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang
semakin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
b. Jelaskan informasi, selain yang biasanya tersedia pada laporan keuangan, yang harus
dikumpulkan untuk menilai risiko piutang tak tertagih.
➢ Resiko piutang tak tertagih adalah resiko dari pelanggan yang tidak dapat membayar
kredit atau piutang yang telah diberikan. Oleh karena itu, cara perusahaan dalam
mengatasi hal tersebut adalah dengan memperhatikan 5C sebelum memberikan
persetujuan kredit.
1. Character
Dilihat dari karakter pelanggan, apakah pelanggan tersebut berusaha memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity
Dilihat dari kemampuan pelanggan dalan menjalankan keuangan yang ada pada
aset atau usaha yang dimilikinya.
3. Capital
Terkait dengan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya pelanggan yang
mempunyai usaha.
4. Collateral
Menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Conditions
Dilihat dari perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
4-14 Identifikasikan dan jelaskan alat analisis yang bermanfaat untuk mengevaluasi beban
penyusutan.
Jawaban :
➢ Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaatnya. Penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan perubahan fisik atau
penurunan nilai pasar. Istilah penyusutan/depresiasi digunakan untuk aset tetap seperti:
gedung, mesin, peralatan. Faktor yang mempengaruhi penyusutan dan yang perlu diperhatikan
untuk menilai biaya penyusutan adalah Harga Pokok, Nilai Sisa dan Taksiran Umur
Ekonomis.
1. Harga Pokok Aktiva
Adalah seluruh pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan aktiva sampai aktiva
tersebut siap dipakai. Ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya
penyusutan aset. Biaya inilah yang menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi
yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
2. Nilai Sisa
Adalah suatu penaksiran nilai yang diharapkan dapat diwajibkan pada saat aktiva tersebut
sudah tidak bisa digunakan kembali. Untuk menentukan jumlah biaya aset yang akan
disusutkan, nilai residu harus dikurangi dengan biaya aset tetap.
3. Taksiran Umur Ekonomis
Adalah periode waktu yang diharapkan selama aset tetap berguna bagi pemiliknya.
Pentingnya bagi suatu bisnis untuk memperkirakan umur ekonomis suatu aset, supaya
mereka dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi atau mengalokasikan
dana untuk peralatan yang baru.
4-7. Jelaskan tujuan utama akuntansi persediaan LIFO. Jelaskan konsekuensi penggunaan LIFO dalam pengukuran laba dan penilaian persediaan terhadap analisis laporan keuangan
Jawab:
Tujuan utama LIFO adalah untuk mendapatkan laba kotor yang lebih rendah, hal ini dikarenakan biaya persediaan yang lebih rendah jika dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar kini. Dengan LIFO memungkinkan adanya pemerataan laba perusahaan walaupun harga meningkat dan menurun. Sehingga konsekuensi penggunaan LIFO dalam pengukuran laba adalah laba kotor akan lebih rendah. Metode LIFO pada persediaan menyebabkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah dari biaya penggantian, hal ini menyebabkan neraca perusahaan yang menggunakan LIFO tidak akurat dalam mencerminkan aset lancar perusahaan.
4-18. Laba bersih perusahaan yang mengeksplorasi sumber daya alam kadang-kadang hanya memiliki sedikit hubungan dengan jumlah aset sumber daya alam yang dilaporkan pada neraca.
Jelaskan mengapa hanya ada sedikit hubungan antara laba dan aset sumber daya alam.
Jelaskan kondisi yang mungkin menghasilkan hubungan ekonomis yang lebih nyata.
Jawab:
Prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) mensyaratkan bahwa aset sumber daya alam (wasting) nilainya dinyatakan dengan biaya historis ditambah biaya penemuan, biaya eksplorasi, dan biaya pengembangan. Artinya, pengeluaran biaya yang besar atas penemuan sumber daya alam, nilai atas biayanya tidak diakui di dalam akuntansi sebagai bagian dari aset sumber daya alam. Namun sebaliknya, biaya tersebut akan dibebankan saat terjadi. Maka dari itu akibatnya ialah hubungan antara pendapatan ke aset terdistorsi, akibat gagal untuk mengkapitalisasi seluruh biaya yang relevan serta oleh efeknya yang terkait dengan pendapatan saat ini dan di masa depan.
Saat perusahaan memperoleh sumber daya alam dari entitas lain, biaya-biaya ini akan cenderung mencerminkan seluruh nilai wajar dari sumber daya tersebut. dalam situasi demikian, hubungan antara biaya aset dan pendapatan, pengeluaran, dan pendapatan yang dihasilkan akan cenderung lebih nyata secara ekonomi.
sebagai aset lancar.
Soal 4-5 :
Diskusikan kosekuensi masing-masing metode biaya persediaan terhadap pencatatan biaya persediaan dan penentuan laba.
Berikan komentar keragaman praktik yang terkait dengan biaya yang dicakup dalam persediaan. Berikan paling tidak dua contoh, penyebab keragaman tersebut.
Secara umum ada beberapa efek yang ditimbulkan dari metode yang dipakai untuk penilaian persediaan, yaitu:
Dalam kasus LIFO, kita tahu bahwa di bawah kondisi fluktuasi tingkat harga, itu akan menghasilkan laba pada pendapatan. Selain itu, metode LIFO pada saat inflasi harga menghasilkan laba yang tidak realistis dari jumlah persediaan yang rendah. Hal ini, pada menyebabkan menurunnya rasio saat ini dan cenderung untuk meningkatkan rasio omset persediaan. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa metode LIFO, banyak menyebabkan manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk memanipulasi keuntungan dengan membuat laporan persediaan menjadi kosong/habis di akhir tahun.
Cara biaya rata-rata untuk mengurangi fluktuasi biaya dengan menggunakan biaya rata-rata tertimbang dalam menilai persediaan dan biaya harga barang yang terjual. Laba bersih yang dihasilkan akan dekat dengan rata-rata laba bersih di bawah LIFO dan FIFO
Dalam prinsip akuntansi, persediaan memiliki implikasi tambahan untuk dianalisis. Contohnya Pada saat kenaikan harga, persediaan cenderung terlepas dari metode biaya yang digunakan.Hal ini, akan menekan rasio saat ini di bawah tingkat harga yang sebenarnya karena aset lancar lainnya (serta liabilitas saat ini) tidak dihargai secara konsisten dengan metode yang digunakan dalam menilai persediaan.
Dalam prakteknya, ada beberapa variasi jenis biaya yang termasuk dalam penilaian persediaan. Praktik bervariasi terutama sehubungan dengan penyertaan atau pengecualian dari:
berbagai biaya overhead,
biaya angkut/pengangkutan, dan
biaya Umum dan administrasi.
Soal 4-16 : Jelaskan kapan suatu biaya dapat dikapitalisasi dan kapan akan dibebankan.
Biaya dikapitalisasi sebagai aset saat biaya tersebut mengakibatkan pertambahan masa manfaat, kapasitas, kualitas, atau volume dari aset awalnya dan jumlah pengeluaran melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi (capitalization threshold).
Biaya tersebut dibebankan secara periodik pada tahun berjalan dengan metode amortisasi/depresiasi.
4-2
Jelaskan konsep siklus operasi perusahaan dan artinya
Diskusikan signifikan siklus operasi untuk mengklasifikasi pos lancar dan tak lancar pada neraca dan berikan contohnya.
Apakah konsep siklus operasi berguna untuk mengukur kemampuan membayar utang lancar suatu perusahaan dan likuiditas dari komponen modal kerjanya?
Lebarkan dampak konsep siklus operasi untuk klasifikasi aset lancar pada industri berikut: (1) tembakau, (2) minuman keras, dan (3) ritel.
Penyelesaian:
Siklus operasi digunakan untuk membedakan aset dan kewajiban dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang diharapkan akan dijual, ditagih, atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang. Satu contoh umum aset lancar adalah kas, setara kas, piutang jangka pendek, efek jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja. Perusahaan memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena akan menggunakan investasi yang paling menguntungkan. Oleh karena dampak aset lancar dan kewajiban lancar terhadap likuiditas dan profitabilitas, analisis aset lancar dn kewajiban lancar sangat penting untuk analisis kredit dan analisis profitabilitas.
Menurut Subramanyam et al., (2012:273), siklus operasi merupakan jumlah waktu dari komitmen atas kas pada pembelian hingga diperoleh kas yang berasal dari penjualan barang atau jasa. Sedangkan menurut Skousen et al., (2009:411-412), siklus operasi merupakan jumlah waktu rata-rata dari kegiatan yang terus berulang yang menyangkut dengan kegiatan utama perusahaan dagang yaitu membeli persediaan (dengan menggunakan cara kas maupun kredit) kemudian akan dijual kepada pelanggan dan penagihan piutang dan kas yang diperoleh akan di investasikan. Menurut Bernstein (2004) siklus operasi diukur dari penjumlahan perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Jika selang waktu penagihan piutang yang normal lebih lama dari satu tahun (seperti dengan angsuran piutang jangka panjang), maka penyertaannya sebagai aktiva lancar sudah sesuai asalkan siklus operasi sama atau lebih besar dari tanggal jatuh tempo piutang tersebut. Demikian pula, jika persediaan, menurut kebutuhan atau kebiasaan bisnis, harus dijaga rata-rata selama lebih dari 12 bulan, maka periode penyimpanan persediaan normal ini menjadi bagian dari siklus operasi dan persediaan tersebut termasuk di antara aset lancar.
Keterbatasan rasio lancar (yang dihitung dari item yang didefinisikan sebagai modal kerja) sebagai ukuran likuiditas jangka pendek. Namun, jika kita menerima proposisi bahwa berguna untuk mengukur sumber daya saat ini yang tersedian untuk membayar arus kewajiban, maka sulit untuk melihat bagaimana perpanjangan"arus" dari 12 bulan biasa sampai periode 36 bulan atau lebih lama dapat memberikan tujuan yang bermanfaat. Konsep siklus operasi dapat membantu perusahaan menunjukkan jenis posisi arus positif yang mungkin tidak dapat mereka tunjukkan, namun konsep ini memiliki nilai atau validitas yang meragukan dari sudut pandangan analis keuangan yang harus menilai likuiditas jangka pendek perusahaan.
Dampak konsep siklus operasi untuk klasifikasi aset lancar pada industri berikut:
Industri Tembakau.
Daun tembakau harus melalui proses penuaan, penyembuhan, dan pengeringan yang memperpanjang selama beberapa tahun. Persediaan tembakau ini(daun hijau), yang mungkin tidak digunakan dalam produksi produk yang dapat dijualselama bertahun-tahun, diklasifikasikan sebagai konsep siklus operasi saat ini. Hal iniakan terjadi bahkan jika pinjaman jangka panjang (diklasifikasikan termasuk kewajiban tidak lancar) diambil untuk membiayai persediaan ini.
Industri Minuman Keras
Industri minuman keras memiliki siklus operasi yangmelampaui usia 12 bulan. Dalam kasus ini, penyimpanan persediaan minuman kerasuntuk tujuan penuaan selama bertahun-tahun memberikan justifikasi yang cukup untuk memasukkan persediaan tersebut di antara aset lancar.
Industri Ritel
Di ritel, penjualan barang “tiket besar” pada rencana angsuran dapat memperpanjang siklus operasi menjadi, misalnya 36 bulan atau lebih. Dengan demikian, piutang angsuran ini dilaporkan antara aset lancar.
4-13 Analis tidak dapat sepenuhnya menerima jumlah penyusutan. Seseorang harus mengestimasi umur dan efisiensi aset tetap. Juga bermanfaat untuk membandingkan penyusutan, periode ini dan akumulasinya, dengan aset tetap kotor, dan untuk membuat perbandingan dengan perusahaan yang serupa. Meskipun seorang analis tidak dapat menyesuaikan penyusutan pada laba secara akurat, Ia tidak membutuhkan ketepatan. Berikan komentar atas pendapat tersebut.
Penyelesaian:
Menurut pendapat saya, seorang analis memang wajar bersikap seperti hal tersebut. Seorang analis bersikap waspada dan hati-hati, sehingga wajar saja jika ia tidak bisa menerima penuh tanpa pemeriksaan terlebih dahulu. Seorang analis memiliki prosedur-prosedur dalam menjalankan tugasnya, termasuk dalam menganalisis aset tetap. Dalam menganalisis aset tetap, analis pastinya memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Analisis harus mengestimasi umur dan keefisiensinya. Yang mana hal tersebut digunakan untuk membandingkan penyusutan beserta akumulasinyadari periode lalu dengan periode yang dianalisis. Hal tersebut juga berguna untuk membandingkan dengan perusahaan lain yang serupa.
Berdasarkan pendapat saya, pernyataan tidak memerlukan ketepatan merupakan pernyataan yang kurang sesuai. Jika seorang analis telah melakukan analisis sesuai prosedur yang ada dan ketentuan yang ada, maka tidak dapat dikatakan tidak memerlukan ketepatan, analis juga memerlukan ketepatan tersebut dengan bersikap hati-hati dalam menganalisis hal tersebut.
Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Maka untuk mencapai tujuan dapat menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap aset total atau rasio penyusutan terhadap faktor yang terkait dengan ukuran lainnya. Selain itu, terdapat pengukuran terkait, seperti pengukuran rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, dan umur sisa rata-rata.
Berdasarkan ilmu yang saya dapat, dalam prinsip akuntansi sebuah kekonsistenan merupakan hal yang penting, termasuk dalam perhitungan penyusutan aset tetap. Karena dengan penggunaan metode penyusutan atau prosedur yang sama dari tahun ke tahun dapat mempermudah dalam mencatatnya dan membandingkannya dari satu periode ke periode berikutnya.
Jadi, walaupun seorang analis tidak dapat menyesuaikan penyusutan pada laba secara akurat, tetapi analisis tersebut telah melakukan analisis dengan upaya penuh dan sikap kehati-hatian, makasetidaknya dapat dikatakan wajar sesuai dengan ilmu akuntansi sendiri, yaitu dalam akuntansi tidak dikatakan benar atau tidak benar, tetapi berkaitan dengan kewajaran.
Comments